Welcome to My Website

PUASA.... PUASA.... mari kita PUASA...
kata PUASA jangan dipenggal menjadi PUAS AH... kalau kata puasa dipenggal seperti itu,maka sama aja tidak puasa. Puasa berati menahandiri dari makan dan minum dari fajar sampai terbenamnya matahari. Tidak hanya itu, puasa juga berarti menahan hawa nafsu yang tidak baik. jika puasa diartikan PUAS AH.... maka bukan menahan, malah akan memuaskan.... jadi PUASALAH....

4.18.2009

DALAM MIHRAB CINTA


Judul buku : Dalam Mihrab Cinta
Pengarang : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Republika & Pesantren Basmala
Tebal : 330 Halaman
Harga : Rp 47.500,00

Habiburrahman El Shirazy adalah seorang sarjana Al Azhar University Cairo. Founder dan Pengasuh Utama Pesantren Karya dan Wirausaha BASMALA INDONESIA, yang sekarang berkedudukan di Semarang, Jawa Tengah, yang biasa dipanggil Kang Abik. Ia dikenal secara nasional sebagai da’i, novelis, dan penyair.

Beberapa penghargaan bergengsi sudah berhasil diraihnya, diantaranya adalah Pena Award 2005, The Most Favorite Book and Writer 2005, dan IBF Award 2006. Dan tak jarang juga ia diundang untuk berbicara di forum-forum nasional maupun internasional, baik dalam kapasitasnya sebagai da’i, novelis, maupun penyair. Seperti di Cairo, Kuala lumpur, Hongkong, dan lain-lain.

Ini sebagian ringkasan cerita dari karya Habiburrahman El Shirazy yang berjudul Dalam Mihrab Cinta :

Siang itu, Pesantren Al Furqon yang terletak di daerah Pagu, Kediri, Jawa Timur geger. Pengurus Bagian Keamanan menyeret seorang santri yang diyakini mencuri. Beberapa orang santri terus menghajar santri berambut gondrong itu. Santri itu mengaduh dan minta ampun.

"Ampun, tolong jangan pukul saya. Saya tidak mencuri!" Santri yang mukanya sudah berdarah-darah itu mengiba.
"Ayo, mengaku. Kalau tidak kupecahkan kepalamu!" Teriak seorang santri berkoplah hitam dengan wajah sangat geram.
"Sungguh, bukan saya pelakunya." Si Rambut Gondrong itu tetap tidak mau mengaku.


Serta merta dua bogem melayang ke wajahnya. "Nich rasain pencuri!" teriak Ketua Bagian Keamanan yang turut melayangkan pukulan. Si Rambut Gondrong mengaduh lalu pingsan.


Menjelang Ashar, si Rambut Gondrong siuman. Ia dikunci di gudang pesantren yang dijaga beberapa santri. Kedua tangan dan kakinya terikat. Airmatanya meleleh. Ia meratapi nasibnya. Seluruh tubuhnya sakit. Ia merasa kematian telah berada di depan mata.

Di luar gudang para santri ramai berkumpul. Mereka meneriakkan kemarahan dan kegeraman.
"Maling jangan diberi ampun!"
"Hajar saja maling gondrong itu sampai mampus!"
"Wong maling kok ngaku-ngaku santri. Ini kurang ajar. Tak bisa diampuni!"

Ia menangis mendengar itu semua. Sepuluh menit kemudian pintu gudang terbuka. Ia sangat ketakutan. Tanpa ia sadari ia kencing di celana karena saking takutnya. Para santri yang didera kemarahan meluap hendak menerobos masuk. Tapi Lurah Pondok menahan mereka dengan sekuat tenaga. Pak Kiai, pengasuh pesantren masuk dengan wajah dingin.
***
Dengan tenang ia masuk. Tak lama seorang laki-laki gemuk bersarung dan berbaju koko keluar.

“Oh Ustadz. Di mana kita pernah bertemuya Pak Ustadz?” pak Broto Merasa kenal.

“Mungkin di suatu masjid. Saya juga lupa Pak Broto. Gini Pak Broto langsung saja, ada yang memberitahu saya, katanya Pak Broto perlu privat ngaji untuk si Kecil Della. Apa betul?” Syamsul menjawab dengan sangat tenang.

“Benar Pak Ustadz. Sudah ada seorang guru ngaji yang dating tadi pagi tapi saya tidak coco, sebab dia tidak ada background pesantrennya. Saya igin guru ngaji yang pernah belajar di pesantren.”

“Kebetulan saya dulu pernah nyantri di Kediri. Asli saya dari Pekalongan Pak Broto. Sekarang saya tinggal di perumahan di Parung bagian barat.”
***
Pada hari H, ia tampil dengan sangat prima di televise. Ceramahnya hidup. Direktur Program dan kru televise memuji. Di Pekalongan, adiknya Nadia, ibunya, ayahnya dan kedua kakaknya menangis. Demikian juga pesantrennya.

Di Flamboyan 19 Silvie menyaksikan dengan hati penuh cinta. Tanpa sadar, ia berucap, ”Orang seperti ini yang kudamba. Sederhana. Rendah hati. Namun penuh potensi.” Kata-kata Silvie itu didengar dengan baik oleh Pak Heru dan Bu Heru.

“Baiklah kita datangi Ustadz Syamsul nanti sore sebelum kita terlambat. Semoga dia belum punya calon.” Kata Pak Heru menukas.

Silvie terkesiap mendengarnya. Lalu hatinya berbunga-bunga. Ia mengamini doa ayahnya. Dalam hati ia berharap di Bulan Suci Ramadhan ini ia mendapatkan cinta sejatinya. Sejenak pikirannnya berkelebat, teringat pada pesan sebuah buku yang pernah dibacanya, “Cinta adalah sesuatu yang menakjubkan. Kamu tidak perlu mengambilnya dari seseorang untuk memberikannya kepada orang lain. Kamu selalu memilikinya lebih dari cukup untuk diberikan kepada orang lain.” Silvie teringat pesan itu. Ia ingin memberikan cintanya kepada Ustadz Syamsul. Karena ia yakin, ia benar-benar memiliki cinta untuk diberikan kepada Ustadz Syamsul, ustadz idaman yang kini memenuhi ruang hatinya.
***


Meskipun buku itu terdiri dari tiga cerita, namun antara cerita yang satu dan yang lain mempunyai kesimpulan yang sama pada akhir cerita. Dari cerita ini banyak manfaat yang bisa diambil. Cerita ini banyak mengandung nasehat bagi para pembacanya. Dan bahasa yang digunakan sangat komunikatif, jadi pembaca tidak perlu membaca dua kali atau lebih untuk membaca kumpulan novelet ini. Banyak pembaca yang mulai tertarik dengan buku ini hanya dengan membaca sebagian dari isi buku ini. Akan tetapi dalam buku ini ada sebuah cerita yang terpenggal, sehingga membuat pembaca menjadi agak kecewa. Namun di dalam kekecewaan pembaca masih terselip rasa ingin tahu yang sangat mendalam tentang lanjutan dari cerita ini.

Kesimpulannya itu adalah, penulis, dalam hal ini Kang Abik sendiri, mengajak kepada para pembaca novelnya untuk senantiasa selalu bersikap positif thinking, husnudzan, berusaha atau berikhtiar, sabar, tawakal, dan tentu saja menyerahkan segala urusannya hanya kepada Allah SWT setelah kita melakukan apa yang telah kita upayakan dan kita harapakan. Lebih dari itu, Kang Abik juga ingin mengajak para pembacanya untuk selalu mempunyai harapan dan sebah cita-cita untuk bisa diwujudkan. Oleh sebab itu tidak heran jika kemudian di setiap buku-buku atau karya-karya Kang Abik selalu ia sematkan di bawah judul besarnya dengan sebuah kalimat ''Sebuah Novel Pembangun Jiwa". Memang benar sekali. Setiap kita membaca karya-karya yang dibuat oleh Kang Abik, kita akan merasa selalu diajak dan merasa dimotivasi olehnya melalui buku-buku karyanya itu.


1 komentar:

  1. Assalamualaikum kang abik??saya senang sekali membaca novelnya kang abik,terus gini nich, aku tuh mau bikin karya tulis,yaitu cerita fiksi kagamaan.biar hasilnya bagus dan juga baik,yang harus di perhatikan itu apa aja seh???

    BalasHapus

Pengikut

VISITORS

  © Blogger templates style The Original Template by astomshed.blogspot.com 2009

Back to TOP